Labuhanbatu – Lidikcyber.com
Menjelang akhir Tahun Pelajaran 2021- 2022, berdasarkan laporan Wali Kelas terdapat beberapa siswa yg di duga bermasalah, karena tingkat kehadirannya yang rendah. Dan diperkirakan Wali wali kelas tidak lagi mampu menanganinya karena sudah beberapa kali melayangkan surat panggilan tidak juga ada perubahan.
Hal tersebut tidak mungkin dibiarkan, maka Kepala SMKS Pemda Rantauprapat Drs. Bahder Johan Lumban Gaol, mencari solusi dengan menerbitkan Sebuah Surat Keputusan, yaitu Menugasi Guru guru senior yg terdiri dari Ust. Sabian, BA, Safrian, SPd, Asman Lubis, SPd, Awaluddin Siregar, ST, MP, Parsaoran Dalimunthe, BA dan Rahmat Aditia, ST, M.Kom. Selanjutnya disebut Tim 6, demikian ungkap Beliau kepada Media di Rantauprapat, Jumat (01/07/2022).
Selanjutnya Beliau mengatakan, Dalam Surat Keputusan Penugasan Tim 6, Kepala Sekolah menugasi untuk, 1. Melaksanakan Kunjungan Rumah ( Home Visit ), 2. Mengidentifikasi Masalah, 3. Melaporkan segala hal temuan dalam Kunjungan Rumah, 4. Merumuskan Rekomendasi Penanganan Masalah, kepada Kepala Sekolah.
Dalam Laporan Tim 6, Setelah melakukan Kunjungan Rumah bertemu langsung dengan para orang tua dan Siswa yang di duga bermasalah, di mana alamat para orangtua tersebut hanya sedikit yang berada dalam kota kebanyakan berada di luar kota bahkan sampai keluar kabupaten Labuhanbatu,” katanya.
Rumusan masalah yang terjadi pada siswa-siswa tersebut menurut TIM 6 adalah sebagai berikut : 1. Siswa tidak dapat melanjutkan sekolahnya akibat tekanan ekonomi, di mana kehidupan orang tuanya sangat memprihatinkan, dalam hal mana sianak sangat berkeinginan untuk dapat bersekolah kembali, 2. Ada siswa sampai menangis berderai air mata memohon di bantu untuk dapat bersekolah lagi. 3. Juga ada siswa yg harus bekerja, dan sudah bekerja serabutan untuk menopang kehidupan keluarga, 4. Sebagian sudah memutuskan untuk tetap saja bekerja untuk menopang kehidupan orangtua dan membutuhi biaya adik-adiknya yang juga masih bersekolah.
Selanjutnya beliau mengatakan, Dan sebagian lagi mau meninggalkan pekerjaannya untuk sekolah Kembali, 5. Ada beberapa siswa yg sudah terlalu dalam tenggelam dalam kehidupan penyakit sosial, korban narkoba dan penyakit sosial lainnya.
Sebagian dari mereka sedang menjalani rehabilitasi yang di upayakan oleh orang tuanya dan menurut orang tuanya, setelah selesai program rehabilitasi masih di upayakan untuk kembali sekolah, tegasnya.
Ada beberapa siswa karena sudah terlalu dalam tenggelam dalam kehidupan bebas di mana orang tuanya sudah sangat apatis, merasa tidak ada lagi harapan untuk menolong si anak, dan si anakpun tidak lagi ada ketertarikan untuk sekolah.
Terhadap berbagai masalah sebagai temuan langsung dari hasil kunjungan rumah tersebut TIM 6 merekomendasikan penanganan masalah kepada Kepala Sekolah, sebagai berikut : 1. Untuk Siswa yang orangtuanya mengalami himpitan Ekonomi di mana si anak sangat ingin melanjutkan sekolahnya,
Maka diusulkan agar si anak dibebaskan dari biaya sekolah dan di beri bantuan dana sebisanya dari Sekolah, 2. Untuk Siswa yang sedang menjalani rehabilitasi, jika sudah selesai menjalani rehabilitasi, agar pihak sekolah bekerja sama dengan orang tua untuk dapat si anak menyelesaikan dan belajar Kembali kesekolah dan 3. Siswa yang sementara tidak lagi tertarik menyelesaikan sekolahnya, agar dimasukkan dalam Suatu Daftar Tunggu, jika suatu saat mereka tersadar, dapat di tangani secara khusus,” tegasnya.
Mempelajari semua hal hasil kerja TIM 6, maka Kepala Sekolah mengundang Rapat Dewan Guru dan TIM 6, Selasa, 21 Juni 2022 bertempat di Ruang Dewan Guru,
1. Kepala Sekolah sangat mengapresiasi dan memberi penghargaan kepada TIM 6 atas ketulusannya bekerja, mereka bekerja hingga malam hari karena harus menempuh jarak yang begitu jauh untuk dapat bertemu langsung rumah orang tua Siswa.
2. Untuk Siswa yang orang tuanya mengalami himpitan ekonomi, Kepala Sekolah memutuskan membebaskan mereka dari biaya pendidikan hingga dapat menyelesaikan Sekolahnya dari SMK Swasta Pemda Rantauprapat dan jika mungkin kepada mereka diberi bantuan dana.
Terdapat 10 orang Siwa yg harus dibebaskan dari biaya pendidikannya.
3. Siswa yg sedang menjalani rehabilitasi, ditunggu kehadirannya di sekolah, mereka akan ditangani secara khusus agar mereka dapat menyelesaikan pendidikannya.
Di akhir bimbingannya Kepala Sekolah menjelaskan,
Bahwa Siswa” bermasalah TP 2021-2022, adalah akibat keteledoran kita semua di waktu yang lalu, Maka untuk dalam pelaksanaan tugas tugas kita utamanya mulai TP 2022-2023, semua Guru, Wali Kelas, Ketua Jurusan, Wakil Kepala Sekolah dan Tenaga Kependidikan lainnya, kita semua harus berkolaborasi, bekerjasama dengan sebaik baiknya, Sehingga tidak lagi ditemukan Siswa yang bermasalah.” tutupnya. (IcL)