
Lidikcyber.com, Asahan – Jalur perairan Sungai Asahan Masih mendominasi peringkat pertama (1) masuk nya barang haram nan jahanam, narkotika bermacam jenis dari Malaysia ke Indonesia melalui selat malaka. Puluhan bahkan ratusan kilogram narkotika jenis Shabu masih bisa lolos dari perairan sungai asahan, Minggu (23/03/25).
Informasi tersebut di dapat team awak media dari seorang warga Rintis dusun II Desa Sei Apung Jaya Kecamatan Tanjung Balai, Kabupaten Asahan berinisial RI. Bukan tanpa alasan, RI berprofesi sebagai nelayan tradisional resah dengan keberadaan beberapa bandar Jaringan Internasional yang sudah lama berdomisili di desanya.
Beberapa orang bandar jaringan internasional tersebut bahkan tak tersentuh hukum sama sekali, padahal sang bandar berulang kali memasok barang haram nan jahanam narkotika shabu dan lainnya ke indonesia lewat jalur perairan sungai asahan dari malaysia puluhan bahkan ratusan Kilogram, sudah belasan tahun lama nya sang bandar tetap aman – aman saja.
“Kalau untuk di desa kami ini pak siapa yang tidak mengenal nama mereka, berinisial BK, NN dan ada yang sudah di dalam penjara, TI disergap tahun 2019, BB nya 81 kg dan kalau KN tahun 2021 lalu 100 kg narkotika jenis shabu dan extasy, semua bandar besar jaringan internasional. Alat transfortasi mereka menggunakan sampan jenis kaluk, kalau kami menyebut nya disini, sampan nelayan tradisional lah begitu, iya, kalau metode lama mereka gunakan 1unit sampan kaluk itu, sekarang polanya mereka ubah karena sudah beberapa kali ada yang kedapatan membawa barang haram itu, gak seperti dulu lagi lah,”ungkap RI.
Sebagai seorang nelayan tradisional yang sering lalu lalang dimuara bagan asahan, cukup tahu bagai mana cara mereka mengelabui petugas perairan agar barang haram nan jahanam tersebut mulus masuk melalui perairan asahan.
“Pola yang baru mereka tidak lagi mengunakan 1 unit sampan kaluk seperti dulu, tapi 5 unit sampan kaluk sekaligus menjemput barang haram narkotika shabu ketengah laut sana. Nanti barang haram shabu itu di bawa secara estafet, contoh, satu sampan kaluk itu jemput barang ketengah laut hampir mencapai perairan internasional, sampan kaluk ke dua menunggu ditengah muara untuk langsir, sampan kaluk ke tiga membawa masuk sampai mendekati lampu muara bagan asahan, sampan kaluk yang ke empat membawa sampai mendekati tangkahan, sampai yang kelima baru sampai ketujuan dimana barang haram shabu itu akan di naik kan, kalau untuk tempat penaikan barang, ya masih di sepurtaran kampung Rintis itu lah, NN itu pernah di sergap lolos dia lompat ke sungai”,tutur RI.
Sambungnya, “semua pola yang mereka buat untuk mengelabui petugas penjaga perairan, apa bila sampan kaluk pertama sudah terdeteksi, jadi sewaktu petugas melakukan penyergapan barang haram shabu itu tidak ada si dalam sampan kaluk tersebut, sudah di bawa sama sampan yang lain, kalau untuk tempat masih fiber ikan itu yang biasa mereka bawa melaut, ya ada juga digulungkan kedalam jaring ikan itu, kalau untuk isi viber penuh 100 kilogram. Waktu jemput barang ketengah laut sana, Hp gak boleh aktif, tak boleh ada api rokok selama sampan membawa barang haram itu, kenalpot mesin disambung sampai terendam ke air untuk menghilangkan suara bising mesin. Harapan saya tolong lah sampaikan sama petugas di pusat, keluarga kami sudah banyak yang hancur menjadi korban. Kalau BK dia tinggal di Dusun VI masuk kearah kantor Balai Desa sana (pasar beko kami bilang), CCTV beŕjalan nya banyak itu, kalau NN itu di Dusun I, didepan rumah besar II tingkat terbengkalai, 2 rumah kesamping kiri, didusun 1 cuma itu yang ada rumah besar pas depan rumah kepala dusun I rumah itu”, tutup RI.
Ironisnya, BK dan NN bandar jaringan internaaional selalu lolos dari sergapan petugas, sepertinya mereka tahu akan di sergap petugas hingga lompat ke sungai. Selain itu masih banyak bandar – bandar di Desa Sei Apung Jaya, khusunya di dusun satu dan dua dari pangkal titi sampai ujung.
Tekait keluh kesah warga Desa Sei Apung Jaya tersebut, team awak media coba konfirmasi langsung ke Polsek Sei Kepayang, Polres Asahan. Kanit Reskrim polsek Sei Kepayang Ipda Hari menyampaikan ada beberapa poin penting kepada awak media, Salah satu nya dukungan personil, Senin (24/03/25) Pukul 14.30 wib.
“Kalau untuk penindakan di daerah itu kita butuh kekuatan personil penuh, karena opsnal kita tidak ada disini, cuma ya dari kawan – kawan ini lah yang bantu kita kadangkan, saya pun baru disini, memang sudah ada beberapa nama yang kami kantongi. Kami sudah pernah masuk kesana, tapi nama nya kita orang luar pergerakan kita mudah diketahui, kalau memang masyarakat disana mau membantu nanti bisa jumpa sama saya ya gak apa – apa”,ungkap Ipda Hari
Kanit Intel Polsek Sei Kepayang Budi, menambahkan, bahwa untuk Desa Sei Apung Jaya itu kita masuk harus dengan kekuatan penuh, karena setiap melakukan penindakan pasti ada perlawanan dan pelemparan. Ditahun 2019, 1 unit mobil Avanza pernah menjadi korban di daerah tersebut hancur dilempari.
“Masalah oknum personil dari polsek yang lain masuk kesana tak pernah ada kordinasi sama kami, pernah kami kejar – kejar pun lagi, kalau ada BB nya kami tangkap, secara prosedur sudah salah, kalau memang ada pengembangan dia harus kordinasi dengan kita, seumpama ada penyerangan nanti yang buruk kan polsek ini kan, intinya kalau penangkapan di Desa itu harus pakai helm”,papar Budi.
Ironisnya, pernah sewaktu melakukan pengerebekan di rumah NN, dihadang oknum TNI, karena salah satu adik dari bandar narkoti jaringan internasional tersebut anggota TNI. Selain itu modus operandi para kurir narkotika jaringn internasional menjemput barang haram nan jahanam ketengah laut singkron dengan yang di terangkan warga.
“Barang dibawa dari tengah laut, baru jumpa tengah, di jermal berapa, derajat berapa, lintang berapa, jalur barat atau timur, nah barang di oper, baru jalan lagi, mendekati muara masuk sampan kecil, kira – kira dicurigai ya dioper lagi ke kapal yang lain, jalur untuk naik kan barang pun sudah di tentukan, apakah jalur padat, jalur sepi, pemberantasan kalau tidak punya pengalaman sulit karena kita tidak bisa berdakan yang mana kurir dan masyarakat biasa”, jelas Budi secara rinci dan detail.
Para bandar narkotika jaringan internasional memiliki beberapa aset dengan total angka milliaran rupiah, pergudangan ikan, alat tranfortasi, aset tanah, rumah, kapal ikan dan ada sebagian aset tersebut dibuatkan atas nama keluarga untuk antisipasi kalau suatu waktu petugas berhasil menyergap nya, maka aset hasil perdagangan barang haram nan jahanam aman dari penyitaan petugas.(tim/red)